Wednesday, August 27, 2008

The Past

Seorang bijak berkata, usah kita berusaha keras tuk melupakan atau menghapus suatu trauma atau memori atau kenangan buruk dari peristiwa masa lalu karena hal itu kan sia-sia saja. Yang perlu kita lakukan hanyalah berlapang dada menerima dan berusaha tuk memaafkannya. Dan hal yang bisa kita lakukan selanjutnya adalah menghindari atau menghapus efek-efek negatif dari trauma atau kenangan buruk tersebut. Efek negatif yang dimaksud seperti depresi, stress, pesimis, sedih berkepanjangan bahkan yang lebih buruk lagi muncul niat tuk membalas dendam. Efek negatif inilah yang harus dihindari dan bisa dihapus.

Mungkin diantara kita pernah mendengar cerita ketika seorang yang setiap merasa terlukai hatinya kemudian ia diminta untuk menancapkan sebuah paku disebuah papan atau balok kayu. Dan begitu seterusnya hingga terbentuk sederetan paku yang panjang. Namun ketika mencapai suatu titik dimana akhirnya ia bisa memaafkan satu persatu setiap peristiwa buruk yang dialaminya, ia pun diminta untuk mencabut kembali satu persatu paku tersebut sebagai pertanda ia dapat menerima dan berdamai dengan hatinya. Tapi apa yang dapat kita lihat dari hal tersebut? Memang paku tersebut sudah tercabut satu persatu tapi bukankah ia meninggalkan bekas? Dan begitulah trauma buruk masa lalu yang pernah kita alami, kita bisa saja memaafkannya namun kita takkan pernah bisa menghapus ataupun melupakannya.

Pelajaran lain yang mungkin bisa diambil dari setiap kita mengalami kekecewaan atau trauma buruk dari masa lalu adalah sifat pengertian atau mengerti atau pemahaman kita terhadap kehidupan mungkin masih terbungkus sebuah kulit yang keras berupa kesombongan ataupun angkuh dan kebodohan atau ketidaktahuan. Dan Tuhan ingin kita merobek kulit tersebut agar keluar sifat-sifat baik tersebut. Maka Tuhan pun membantu kita dengan peristiwa yang kita alami meskipun harus pahit atau sakit kita rasakan. Tapi rasa sakit itu kelak akan menuntun kita menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Begitupun sifat pemaaf, sabar, cinta dan kasih sayang yang mungkin masih terbungkus juga oleh kulit-kulit kesombongan. Satu persatu Tuhan kirimkan peristiwa yang akan merobek kulit-kulit tersebut agar sifat-sifat baik kluar dari dalam diri kita.

Namun apabila setiap peristiwa yang sudah Tuhan kirimkan kepada kita tidak juga membuat kluar sifat-sifat tersebut, mungkin kulit-kulit yang membungkus sifat-sifat baik tersebut terlalu keras dan bahkan mungkin berlapis-lapis. Sehingga kita pun mungkin akan terus-menerus mengalami peristiwa-peristiwa yang nantinya mampu mengeluarkan sifat-sifat baik tersebut. Sehingga nanti terbentuk manusia yang lebih penuh pengertian atau pemahaman, sabar, pemaaf dan penuh cinta kasih.

Dari yang tersebut diatas, mungkin itulah salah satu cara Tuhan agar kita menjadi orang baik dan dapat hidup dalam kehidupan yang lebih harmony.





Sbuah pesan bijak lainnya:

”Orang-orang yang suka ’mengecilkan atau merendahkan’ orang lain sesungguhnya orang tersebut adalah orang yang ’lebih kecil dan rendah’ lagi dan orang-orang yang tak pernah bisa menghormati orang lain sesungguhnya ia pun tak pernah bisa menghormati dirinya sendiri.”

No comments: