Ada banyak waktu yg dapat kita luangkan sejenak dalam kehidupan sehari-hari untuk sekedar membaca sesuatu yg bermamfaat bagi diri kita dan mungkin bisa kita share kepada orang lain. Saling menasehati dalam kebaikan, kebenaran dan kesabaran serta ber-amar ma’ruf nahi mungkar. Berlomba-lomba dalam menggapai ridho Allah dari hal yg sederhana seperti salam, senyum ramah dan ikhlas, menjaga tali silahturahmi dan tegur sapa yg ramah atau berkata dengan perkataan yg baik yg mampu menyejukkan hati yg gersang, menghilang dahaga hati akan Iman dan meruntuhkan hati yg keras lagi sombong dengan kalimat-kalimat Allah.
Ada sebuah refleksi yg telah saya baca yg menurut saya bagus dan bisa saya sampaikan kembali kepada orang lain yg masih mau melihat, membaca dan merenungi kalimat-kalimat tausiyah yg saya kutip dari sbuah buku yg berjudul Raudah (Taman Jiwa Kaum Sufi) karya imam Al Ghazali. Sekiranya dapat bermamfaat bagi kita smua, khususnya saya. Dan mudah-mudahan kita smua mampu memahami dan memetik maksud serta makna dari kalimat refleksi dibawah ini.
Refleksi I
Bahwasanya, putusnya hubungan antara makhluk dengan Yang Maha Haq, disebabkan keterpakuan sikap pada makhluk itu sendiri. Dengan sepenuh jiwa, karsa dan upayanya, mereka berpaling dari akidah yg shahih menurut selera hawa dan nafsu yg menyelimuti kemanusian mereka. Kecintaan mereka terhadap pangkat, harta dan dunia, tahta dan popularitas, serta khayalan demi khayalan, kerusakan, kebakhilan, hawa nafsu, ketakjuban diri, keburukan konsumi makanan, minuman dan pakaian.
No comments:
Post a Comment