Wednesday, March 5, 2008

Sekolah Kehidupan

Hai sobat, maafkan aku yang hanya bisa menatapmu jauh disini. Bukannya aku meninggalkanmu, namun aku tahu kamu bisa menyelesaikan masalahmu dengan bijak. Ya, aku hanya ingin menyampaikan sesuatu kepadamu dan aku yakin kau pun sudah mengetahui dan memahaminya. Benar sobat, tak ubahnya kita mengeyam pendidikan formal disekolah, kehidupan yang kita jalani ini pun sama halnya seperti sebuah sekolah yaitu sekolah kehidupan. Kita harus banyak belajar dari sekolah kehidupan ini, mulai dari belajar bertanya, mengenal dan membaca, dsb. Banyak bab mata pelajaran yang harus kita pelajari namun bukan sekedar mempelajarinya saja tapi kita nanti akan diberi tugas seperti halnya praktik lapang untuk menguji sejauh mana kita memahami sebuah ilmu yang kita sudah kuasai.

Benar, dalam kehidupan kita menerapkan ilmu tentang apa arti sebuah persahabatan, pertemanan, toleransi, budi pekerti, adat istiadat, dlsb. Mungkin bab pelajaran yang paling sebagian orang merasa berat adalah bab yang berbicara tentang duka cita. Bab itu bisa bicara apa saja tapi titik beratnya adalah pemahaman kita mengenai kehendak Tuhan, Iman kita kepada rukun iman yang ke-6. Didalamnya juga pasti berbicara tentang arti kesabaran dan keikhlasan. Inilah sejatinya penerapan ilmu yang sudah kita ketahui. Bukan sekedar kita ketahui saja tapi buktikan dengan apa yang sedang kita jalani dalam kehidupan sehari-hari. Sabar dan ikhlas adalah sebentuk iman kita kepada Allah. Jangan bersedih, karena Allah bersama kita. Seperti halnya sekolah formal yang berjenjang, ujian yang akan dihadapi dalam kehidupan akan semakin berjenjang sesuai dengan taraf kemampuan kita yang sudah Allah takdirkan. Dan pastinya tidak akan melampui batas kemampuan kita. InsyaAllah, semua akan membawa hikmah dan tinggi derajat bila kita mampu melewati ujian Nya. Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah karena Takwa. Jagalah ketakwaan mu pada Allah dan jadilah orang yang berserah diri.

Diakhir kalimat ini aku ingin menyampaikan pada mu sobat, yang lalu biarlah berlalu, seperti kayu kepada api yang menjadikannya abu. Tak usaha kau berharap abu menjadi kayu kembali. Perjalanan hidup ini blum usai sampai tarikan napasmu yang terakhir. Tersenyumlah dan ucaplah syukur, karena nikmat Tuhan Mu yang tak pernah bisa kau hitung dan masih bisa kau nikmati hari demi hari. Alhamdulillah, smoga kau sobatku masuk dalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur. Amiin allahumma amiin.



Dba'wan

No comments: